Hasil ladang ganja yang luas ini dijual ke aneka macam industri. Seperti batang ganja di jual ke pabrik tekstil untuk menciptakan kain tekstil yang bermutu tinggi, daunnya di jual ke pabrik obat-obatan untuk materi obat, dan yang cukup mencengangkan ialah biji ganja yang dijual dan diolah ke pabrik kudapan sebagai materi baku, juga biji ganja sanggup dibentuk menjadi minyak goreng dan minuman.
Petani ini sangat bahagia dengan green gold yang ia tanam, sebab dengan biayanya yang murah sanggup menghasilkan untung yang lebih berlipat ganda dibanding tumbuhan ladang lainnya. Dari satu hektar ladang ganja sanggup menghasilkan untung 10.000 Yuan atau sekitar Rp 20 juta. Ini lebih menguntungkan daripada jagung dan tumbuhan lainnya. Itu ialah laba yang besar dan higienis yang sanggup didapatkan dari mengolah ladang ganja, ujar pria ini.
Ladang berlokasi di wilayah utara yang hambar yang merupakan wilayah untuk tanaman-tanaman yang dilegalkan. Sebelum diregulasi pun ladang ganja sudah ada yang beroperasi namun biarkan saja oleh pemerintah setempat hingga risikonya dilegalkan. Wilayah lainnya yang diperbolehkan menanam ganja ialah propinsi Yunan yang sudah diregulasi semenjak tahun 2003. Jika digabungkan dua wilayah ini menjadi penghasil setengah dari perdagangan ganja legal dunia (menurut agen statistik USA).
Tidak ada yang asing dengan ganja di negara Cina sebab tumbuhan ini sudah usang dimanfaatkan oleh nenek moyang mereka di masa kemudian dan sudah menjadi tradisi dalam pemeliharaannya. Berkat proteksi pemerintah dan tradisi masa lalu, Cina menjadi pemain terdepan dalam penelitian dan produksi tanaman.
Bagaimana menurutmu apakah ganja itu legal? Ya untuk sebagian wilayah lain di negara lain. Dan yang niscaya penyebarannya tetap dibatasi untuk wilayah tertentu walau dilegalkan. Apa lagi di negara kita ganja sangat dihentikan dan berbahaya. Jangan main-main dengan ganja ya?
Disarikan: dari aneka macam sumber
Twitter
Facebook
Digg
Delicious
Stumble